twitter
rss

Senin, 29 Desember 2014

Guru adalah Pengabdian, Berprestasi, dan Kebanggaan



Peribahasa pepatah mengatakan “Pendidikan bukanlah segala – galanya, namun segala – galanya berawal dari pendidikan”.
            Pengabdian adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri. Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan dan kesetiaan, cinta, dan kasih sayang atau satu ikatan semua itu dilakukan dengan ikhlas.
Di dalam jejaring sistem pendidikan yang begitu kompleks, guru berperan sebagai sentral. Kualitas guru adalah bagaimana guru mengabdi, bagaimana cara guru mencintai profesinya. Ketika guru mencintai profesinya, maka pengabdiannya akan seluruhnya diberikan pada siswa – siswanya, akan dilakukan yang terbaik yang mampu dilakukan oleh guru tersebut.
Tak mengenal lelah dan tempat guru mengabdi dengan tulus mencerdaskan anak bangsa. Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, yang benar – benar berjuang untuk negeri. Kesediaan seorang guru ditempatkan dipelosok adalah pengabdian yang menuntut pengorbanan.
Tanggung jawab guru yang terpenting adalah merencanakan dan menuntun murid – murid melakukan kegiatan – kegiatan belajar untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan serta mengembangkan kurikulum sekolah. Selain itu tanggung jawab seorang guru yang dengan membina siswa agar menjadi manusia berwatak (berkarakter). Mengembangkan watak dan kepribadiaan siswa sehingga mereka memiliki kebiasaan, sikap dan cita – cita, berpikir dan berbuat, berani dan bertanggung jawab, ramah dan mau bekerjasama, bertindak atas dasar nilai – nilai moral yang tinggi. Semua jadi tanggung jawab guru.
Kontekstualisasi dalam perbedaan guru dulu dengan guru sekarang, sangat disadari bukanlah satu pekerjaan yang gampang, tetapi usaha – usaha itu diperlukan untuk menghindari keterjebakan psikis profesionalisme kerja pada pencapaian hasil materi semata.
Sering dijumpai di lapangan, beberapa guru mengajar hanya sebagai rutinitas administratif kerja semata. Misalnya, ketika guru masuk dalam kelas, kemudian memberikan materi pembelajaran seadanya, tanpa persiapan dan konsep layaknya silabus, RPP. Bahkan miris, jika seorang guru justru memilih berpihak dari tugasnya lantaran harus memilih kerja sampingan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari.
Memahami betapa pentingnya peran guru sebagai pilar membangun moral generasi muda bangsa, maka pribadi unggul pada idealisme guru dalam arti kemurniaan pengabdian untuk mendidik adalah yang utama.
Guru berprestasi adalah guru yang memiliki kemampuan dan keberhasilan melaksanakan tugas dengan kepribadian yang sesuai dengan profesi guru dan memiliki wawasan kependidikan sehingga, secara nyata mampu meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran atau bimbingan melebihi yang dicapai oleh guru lain sehingga dapat dijadikan panutan oleh siswa, rekan seperjuangan maupun masyarakat sekitar.
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Prestasi tidak mungkin dicapai tanpa adanya pengorbanan, dan tindakan  yang sungguh – sungguh. Dalam kenyataannya prestasi untuk mendapatkan prestasi tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, tetapi harus dengan pengorbanan dan berbagai rintangan dalam mencapainya. Hanya dengan keuletan, kegigihan dan optimisme prestasi dapat dicapai.
Menjadi guru berarti menjadi pemburu dan pecinta ilmu. Guru dipaksa untuk terus berolah pikir. Mengembangkan ilmu yang diperoleh selama di sekolah dan kuliah. Tidak jarang, guru bahkan mendapatkan ilmu baru yang tidak ada dibangku sekolah atau kuliah. Belum lagi beragam persoalan menyangkut murid, semakin menambah kematangan pribadi guru dalam berpikir dan bersikap. Inilah universitas kehidupan yang sesungguhnya.
Seorang guru berprestasi adalah harapan dunia pendidikan dan pilar tegaknya kemajuan bangsa. Guru berprestasi adalah yang mampu mengabdi dengan penuh ketulusan, yang rela mengorbankan waktu, tenaga, dan pikirannya dalam mentransfer ilmunya kepada peserta didik. Guru berprestasi adalah yang mampu melihat, mendengar, dan merasakan setiap kesulitan yang dihadapi anak didiknya. Ia tidak hanya mampu mengajar tetapi juga mampu mendidik dan memberi kasih sayang kepada anak didik. Dan guru berprestasi adalah yang mampu menjunjung tinggi profesionalitas dan kualitas pengajarannya sebagai pendidik.
Keberhasilan guru berprestasi tidak terletak pada jabatan dan uang, tetapi pada orang yang mengerjakannya. Karakter dan sikap mental seseorang lebih menentukan keberhasilan ketimbang jabatan dan uang, karena jabatan dan uang adalah bersifat kebendaan duniawi yang begitu fana dan rapuh, yang sewaktu – waktu bisa hilang atau rusak. Guru yang berprestasi memiliki karakter dan sikap mental yang baik dan kuat terwujud dari sifat, sikap dan perilaku yang dimasukan dalam kategori positif, yaitu jujur, percaya diri dan dapat dipercaya, rendah hati, tangguh, ulet, optimis, pantang menyerah, disiplin.
Guru adalah cermin keteladan bagi anak didiknya, maka pantulan segala bentuk prestasi, kelebihan, kemampuan, kecerdasan, kebijaksanaan, kasih sayang, dan segala bentuk pemahaman kepada anak didik dengan penuh ketulusan dan kerendahan hati. Dalam pengembangan diri, seorang guru tidak bisa hanya sekedar belajar teori – teori dalam ruangan yang terbatas, melainkan guru harus berpikir tentang hal – hal yang berkaitan dengan masalah – masalah dalam kehidupan sehari – hari, yang terpenting adalah bagaimana seorang guru harus berpikir secara mandiri, kreatif, inovatif dan berkualitas.
Guru harus mampu melaksanakan dan mengatur waktunya dengan baik. Guru harus mampu mengatur pekerjaan dengan baik, maka pekerjaan yang perlu ditangani sendiri dan mana yang perlu ditangani dan didelegasikan kepada orang lain. Guru harus bisa menghargai apa yang perlu dihargai menurut skala prioritas. Seorang guru sesibuk apapun harus selalu mengambil keputusan untuk menciptakan suatu rencana – rencana. Seorang guru harus selalu memulai hari – harinya dengan sesuatu dari hasil ciptaannya atau kemampuan sendiri. Seorang guru harus mampu melakukan sesuatu secara efektif, efisien, dan produktif, misalnya dalam hal belajar mengajar, mengembangkan kecerdasan anak didiknya dan mengembangkan profesionalitasnya sebagai guru atau hal – hal lainnya.
Jadi banyak orang yang merasa bangga dengan kekayaannya, bangga dengan keilmuannya, dan bangga dengan kekuasaannya. Sebagai guru yang mampu mengabdikan diri penuh ketulusan pada anak didik, dan mampu berhasil menjadi guru yang berprestasi adalah merupakan kebanggaan penulis. Penulis bangga dengan pengabdian sebagai sebagai guru, bangga sebagai guru berprestasi. Kebanggaan sebagai guru berprestasi adalah prestasi yang mulia, prestasi untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari. Bangga atas keberhasilan menjadi guru berprestasi harus dijadikan sebagai pemicu untuk terus berprestasi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar